2012. Tahun yang baru saja berlalu beberapa hari itu benar-benar tahun
yang mengejutkan. Jujur, saya tidak pernah menyangka tahun 2012 akan seperti
ini. A lot of shocking moment, desperate
and joy as well. Ada banyak sekali kejadian yang saya kira tidak akan
pernah terjadi, justru terwujud. Beberapa berupa kebahagiaan, dan sebagian
lainnya adalah kekecewaan. Tahun yang sama mengajarkan saya tentang
keberhasilan sekaligus melengkapinya dengan kegagalan. Tahun 2012 juga yang
mencampakkan saya kembali pada kenyataan bahwa cinta adalah barang yang
seharusnya tidak dipercayai. Tetapi tahun 2012 juga yang mengajarkan saya bahwa
cinta adalah percaya dan merelakannya. Pada tahun ini juga saya menghapus
memori beberapa orang terkasih sekaligus menemukan tambatan hati baru. Di tahun
yang sudah lalu juga, saya menyerah pada satu mimpi tetapi berhasil mencapai
mimpi yang lainnya.
Last year was incredible. And I
want to share it with you, readers.
Tahun ini dimulai dengan cukup menyenangkan. Salah seorang teman dari
masa kuliah ikut bergabung dengan kami di tim kantor. Dia adalah kakak kelas
yang menyenangkan. Ceria, periang, ekspresif, passionate terhadap KM, dan highly
competent. Tim kami yang hanya sekelumit itu saja, menjadi berbeda dengan
kehadirannya. Rasanya menyenangkan memiliki rekan yang bisa dipercaya dan tentu
saja seumuran dengan kami. Dia memulai dengan baik dan mengikuti ritmis kerja
dengan cepat. Perkembangannnya sangat baik sehingga kami pun bisa melakukan
banyak hal bersama. Berbagai project dan kegiatan diselesaikan dengan performa
yang memuaskan. She is truly an asset to
our company.
Tidak hanya itu, kepribadiaannya yang sedikit gila dan mudah bergaul
membuat suasana kantor yang cukup tegang menjadi mencair. Bahkan kami sedikit
kewalahan dengan keceriaannya tersebut. Apalagi ditambah dengan bakat-bakat
mengacau yang sudah ada di beberapa individu kantor. Its insane, to be honest. Dan ketika dia memutuskan untuk resign mengikuti suaminya yang baru
dinikahi tahun 2012, kami merasakan kehilangan yang sangat besar. Ada bagian
dari kehidupan professional yang akan selalu saya rindukan. Pemahaman akan
lapangan, kerapihan administrasi, perspektif finance, sikap terus terang,
kejujuran dan tentu saja joke-joke
menyerempetnya, adalah sebagian dari kualitas yang akan sulit digantikan.
Tahun 2012 juga merupakan titik balik dari apa yang sudah saya impikan
sejak lama. Creating a legacy.
Dimulai dari tulisan-tulisan sederhana, bertambah lembar demi lembar, membuat
blog yang masih jauh dari sempurna, membaca dan melihat perspektif baru,
menuliskan pengalaman di pekerjaan dan sekarang yang sedang dilakukan,
menyelesaikan buku pertama tentang KM. Menulis selalu jadi kebiasaan saya,
tetapi sayangnya, hingga tahun lalu karya berarti yang pernah dibuat hanyalah
tulisan singkat, curhatan, puisi-puisi galau dan catatan tentang kehidupan masa
kelam. Kini, dengan draft buku yang sudah selesai hampir 70%, saya patut
berbangga diri.
2012 juga menjadi salah satu tahun penting ketika saya menyelesaikan
kuliah S2 yang sudah terlambat terlalu lama. Setelah 2,5 tahun kuliah, saya
berhasil lulus dengan IPK yang cukup memuaskan. Setidaknya jauh lebih baik dari
S1 J. Tiga bulan dengan kerja keras dan fokus.
Hanya itu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian tugas akhir
yang ditinggalkan selama 1 tahun lebih.
Yang menarik ialah, 3 bulan pengerjaan tersebut bukanlah waktu yang
luang. Beban pekerjaan project sedang
tinggi-tingginya. Saya bahkan beberapa kali tidak tidur hingga 3 hari demi
menyelesaikan report. Manusia adalah
makhluk yang menakjubkan. Kita bisa menyelesaikan banyak hal, justru ketika
kita dalam keadaan terdesak. Yang diperlukan hanyalah keyakinan. Terkadang,
kita sendiri yang mengukung diri dari keajaiban-keajaiban yang dapat dilakukan.
Kuliah S2 dan rangkaian tugas akhirnya mengajarkan saya tentang keajaiban
tersebut.
Keajaiban dari percaya. Mungkin itu yang pelajaran paling berarti yang
saya dapatkan selama 2012. Pelajaran itu sayangnya tidak selalu manis seperti
kehidupan professional dan personal
development yang sukses di 2012. Tahun tersebut juga memberikan pengalaman
pahit yang tidak akan terlupakan.
Pada pertengahan tahun, ketika semua sangat menyenangkan dan bahagia,
saya melamar pujaan hati. Itu pengalaman yang mendebarkan. Bertemu dengan kedua
orang tuanya, meminta izin menikah secara resmi, berjanji untuk bertanggung
jawab, menjawab semua pertanyaan serasa interogasi, tangan yang dingin karena
gugup, untuk kemudian tersenyum karena lamaran tersebut diterima, adalah
saat-saat terbesar bagi lelaki dewasa manapun.
Semua momen tersebut sayangnya tidak berakhir bahagia. Rencana
pernikahan kami gagal. Pasangan saya memutuskan mundur. Saya tidak akan
membahas alasannya. Yang saya ingat adalah malam sesudah keputusan berat itu,
adalah pertama kalinya saya menangis kepada Mama. Setelah semua, saya sadar
bahwa saya hanya seorang anak kecil yang berusaha tegar. Tidak lebih.
Maka saya mulai melupakan cinta. Kerja, kerja, dan kerja. Hanya itu yang
bisa saya lakukan. Mulailah buku-buku menjadi pelarian, forum professional jadi
teman, dan menulis lebih banyak artikel-artikel untuk blog professional.
Berbagai macam tanggung jawab saya ambil. Mulai dari marketing, belajar
analisis dan metode baru, hingga membuat website perusahaan. Waktu pulang kerja
pun berubah. Tidak ada lagi jam 6 sampai di apartemen. Paling cepat jam 8.
Itupun berlanjut dengan kopi, rokok dan laptop hingga pukul 2 pagi. Ini alasan
sebenarnya dari kesuksesan professional selama 2012.
Perlahan, semua berubah. Saya berhasil move on dengan harga yang sangat mahal. Ketidak percayaan akan
hubungan manusia. Impian menikah perlahan menghilang, keseriusan untuk
berhubungan juga dikubur dalam-dalam. Kualitas hubungan sesama manusia juga
memburuk. Saya asyik dengan pekerjaan dan egoisme personal. Saya kembali
menjadi pribadi yang dahulu pernah hilang. Individu yang hanya percaya pada
logika.
Ini yang menarik dari hidup. Ketika saya berhasil dengan
ketidakpercayaan terhadap manusia, logika dan sebab akibat serta kehidupan
sukses sebagai professional, cinta datang tiba-tiba. Pada malam final Piala
Euro 2012, saya bertemu dengannya. Dia dengan streotipe yang sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan mantan yang menghancurkan saya beberapa bulan lalu. Princess type, demanding, not sure with her
own feeling, which surprisingly, made me fall in love.
Its kind of crazy. Dua tahun masa-masa sulit dengan mantan
terjadi lagi dengannya. Tetapi kali ini semua terjadi hanya dalam 4 bulan.
Bermula dari makan malam, ketertarikan yang membuat saya kembali percaya,
keputusan untuk menyerah, saya yang tertarik pada wanita lainnya, dan kemudian memutuskan
untuk kembali padanya. Tidak hanya itu, impian memiliki istri yang saya kubur
dalam-dalam muncul kembali. Kami berencana akan menikah. Saat itu adalah
masa-masa terbaik dalam kehidupan personal saya selama ini. Semua sangat menyenangkan
dan rasanya kali ini akhir cerita akan bahagia. Sayangnya, bukan itu rencana
Sang Maha Pencipta. It’s a sad ending.
Hubungan kami tidak berhasil.
Tidak hanya itu. Dalam proses hubungan tersebut, saya juga sempat
berhubungan sangat dekat dengan salah satu teman nun jauh disana. Teman yang
tidak pernah saya temui selama 2 tahun lebih. Teman yang setia menerima saya
apa adanya. Teman yang kemudian berubah menjadi pasangan. Teman yang
perasaannya juga saya hancurkan kurang dari 1 bulan hubungan kami.
So, 2012 is actually a bad year
for me. Saya mencintai tiga
orang dalam waktu yang berbeda-beda. Ketiganya membuka hati yang sudah lama
ditutup untuk cinta. Ketiganya membuat saya percaya pada mimpi kehidupan
berkeluarga. Ketiganya memberikan pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan.
Ketiganya pula yang membuat saya kembali menjadi pribadi tertutup dan tidak
percaya pada manusia. Hanya bergantung kepada diri sendiri dan logika. Tidak
lebih.
Is it finish ? Untungnya Allah masih berbaik hati pada saya. Ketika saya
kehilangan kepercayaan diri, cinta dan terpuruk dengan kesendirian, ada banyak
orang yang justru hadir. Mereka tidak menawarkan cinta, tetapi memberikan
ketulusan dan kepercayaan. Mereka adalah sahabat-sahabat terbaik yang sayangnya
baru saya benar-benar sadari setelah semua kekecewaan akan cinta.
Mereka mungkin tidak selalu ada, tetapi mereka selalu siap kapanpun
dibutuhkan. Mereka tidak pernah menawarkan janji tetapi hadir paling depan
ketika masalah datang. Mereka tidak berusaha mengajarkan tentang cinta tetapi
menunjukkan dalam bentuk yang paling dapat dipercaya. Dan mereka pula yang
menyelamatkan saya dari kebodohan untuk menyimpan semua rasa, kekecewaan,
dendam, marah, kesedihan hanya untuk diri sendiri.
Melalui nasehat bijaknya, salah seorang sahabat meyakinkan saya akan
kesalahan yang selalu diperbuat. Lewat telpon antar benua, sahabat lainnya
menguatkan dan juga mentertawakan keputusan irrasional akan komitmen. Sahabat
lainnya menarik saya dari kesendirian dan mencerahkan dengan kegembiraan.
Mereka mengajarkan saya untuk kembali percaya. Pada mimpi, pada tujuan, pada
passion, pada hubungan manusia, dan pada cinta.
This is the year I got left just
before the marriage. The year I fall in love to woman I dreamed for long time.
The year I become an asshole that turned down someone that truly love me. The
year I dreamed to have a real wife just to see it crumble, again. The year I
spent most of entire night for blaming myself, crying, hating people and fooling
around. All of it only to run away from pain and anger.
Hell, if this year is not the
best year of my personal life. Because without this frustrating year, I would
never have a successful professional life, a great lesson about work hard, meet
a great buddy to share, a true friend that always on my back, a great journey
to Jogja, a new group that share wishes in New Years Eve, a book ready to be
finished, new dream, love, sincerity, friendship, and of course, the true
meaning of believe.
In the end, 2012 is a great year
and I gladly mark it as another turning point of life. Wish you had a memorable
year as well.
Happy New Year !