Sudah lama rasanya saya tidak menulis. Walaupun definisi menulis sedikit
dipertanyakan. Ya, definisi menulis ini ialah menulis di blog pribadi.
Bercerita tentang perasaan, pengalaman, kejadian dan romansa kehidupan. Menulis
tetap saya lakukan tetapi dalam bentuk berbeda. Lebih banyak berupa artikel
atau pekerjaan. Proposal, presentasi, makalah, hingga tulisan ilmiah.
Tapi hampir tidak ada yang berupa tulisan curahan hati seperti biasanya.
Ini aneh. Setidaknya bagi individu pengeluh dan maniak curhat seperti saya. Tidak
ada puisi, curhatan, pendapat pribadi atau sekedar kejadian bodoh sebagai
tulisan. Alasan tidak ada waktu juga bukan bentuk yang tepat. Pekerjaan memang
banyak tetapi masih cukup untuk dikendalikan. Ide juga bukan hambatan. Selalu
ada kejadian lucu atau menarik untuk diceritakan.
Lalu apa alasannya? Well, simpel saja sebenarnya. Saya mendapatkan
saluran curhat baru. Ada media untuk bercerita yang lebih mudah, cepat dan
pastinya, bisa memberikan komentar secara cepat.
Yup, saya sudah memiliki pasangan. Dia yang selalu tersenyum dan tertawa
lucu. Bertingkah selayaknya anak kecil sembari menyembunyikan kedewasaan dan
kemandiriannya. Karena wanita itulah saya menjadi lebih manusia lagi. Lebih
menjadi mahluk social yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan
berinteraksi dengan sesama mahluk social, bukan laptop atau note yang hanya
satu arah. Bukan pula menjadi individu autis yang melihat dari satu perspektif
saja, pendapat pribadi.
Jujur, ini pedang bermata dua. Satu sisi sangat bagus karena saya bisa
jadi manusia normal lagi. Sisi lain yang mungkin berbahaya ialah menurunnya
kreativitas menulis karena kurang latihan. Saya menjadi kurang peka dalam
menyalurkan ide dan pendapat. Menjadi kurang kritis dalam menyikapi permasalahan
hingga kebingungan memilih diksi yang tepat untuk ekspresi perasaan.
Tapi sejujurnya, sisi buruk itu adalah sesuatu yang saya terima.
Pengalaman menjadi manusia social yang sepenuhnya berkembang, berinteraksi,
berdiskusi, mengerti, bertoleransi dan mencintai manusia lainnya, adalah
pengalaman yang tidak akan saya tukar dengan apapun juga. Lagipula, menulis
adalah darah, passion, kebanggaan dan nyawa saya. Sebesar apapun alasan yang
menahannya, saya akan tetap menulis. Karena menulis adalah akar saya yang
paling utama. Sesuatu yang tidak akan hilang walau apapun yang terjadi.