Tentang Rani

Posted: Senin, 20 September 2021 by Iqbal Fajar in
0

Berbicara Si Laras dalam maya
Tentang kecewanya 
Tentang bersalah dirinya
Tentang asumsinya

Tak mau dengar si Nada pada fakta
Bahwa Ia berharga
Bahwa Ia bukan wanita biasa
Bahwa Ia bertempat di hati ini

Maka kini dengarlah wahai Tala
Kau adalah gempita di hati
Kau pengisi kosong dalam sunyi
Kau selalu punya tahta di imaji

Jangan lagi salahkan pribadi mu, Rani. 
Karena kau wanita yang hampir kuberikan hati

Hanya aku yang terlalu takut pada realita dan memilih hidup dalam imaji

Tentang Laras, Nada, Tala

Posted: Sabtu, 11 September 2021 by Iqbal Fajar in
0

Terjaga lagi aku di malam
Mencoba cari makna tentang rasa
Berusaha berdamai dalam gundah

Wahai engkau yang tidak kutahu nama penuhnya
Sang dara yang hampir kulupa parasnya
Si wanita yang berbinar matanya

Mulai lupa aku tentang mu  
Berkelibatan memori tentang kita
Yang bertemu sebanyak dua
Yang terpisah dalam maya

Tapi mengapa rasa tetap ada?
Nyaman tanganmu masih teresap di indra
Tawa mu kembali merona dalam renungan
Cerdasmu datang menjejak tak mau hilang

Kucoba kubur ingatan dalam logika
Hanya kecewa yang hadir di kepala
Tetap terjaga dalam malam yang temaram
Sembari memaki diri mengapa buang semua  

Dan kini hanya bisa aku termangu
Sembari membasuh rasa dengan sesal 
Yang tak tahu kapan akan sirna

Bersalah Si Manusia

Posted: Jumat, 03 September 2021 by Iqbal Fajar in
0

Bersalah lagi engkau manusia
Karena bodohmu yang tidak terkira
Pikirmu mampu menahan rasa
Yang dapat dikelola tanpa bermain cinta

Percaya engkau pada mimpi di dunia maya
Pada dia yang kau pikir bisa tahu makna
Padahal hanya kata hatinya yang tertera

Salah sekali nampaknya
Berharap pada dia yang hanya bersua sebanyak dua
Karena tidak penting baginya makna
Hanya rangkai huruf yang ingin dilihatnya

Kapan kau belajar manusia?
Bahwa tidak ada yang paham hatimu
Karena lembaran beribu yang kau bangun disana
Malas mereka kupas satu persatu
Tak penting kau baginya
Hanya manusia biasa kau di matanya

Maka bangun dari anganmu
Masih ada perang lain yang perlu kau tuju