A note about 25

Posted: Jumat, 01 Juli 2011 by Iqbal Fajar in
0

It's 1 July, 2011 now. Lil bit late for reflection session about one hell damn year I've done before. Yup, saya ultah beberapa hari lalu, tepatnya 14 Juni. 25 tahun. Umur yang cukup untuk seorang manusia. Banyak yang terjadi selama 1 tahun ini. Dan tulisan ini akan mengungkapkan sedikit banyak cerita itu. Bukan untuk apa-apa. Hanya sekedar refleksi tahunan yang biasa dijalani.

Dari mana dimulainya ya?

Banyak peristiwa menarik selama setahun kemarin. Salah satu yang mengubah hidup saya ialah keputusan resign dari konsultan BUMN di Gatot Soebroto itu. Banyak yang menyesalkan dan bertanya kenapa harus meninggalkan keadaan yang “nyaman” disana. Orang tua terutama. Tidak banyak rasanya pihak yang tahu alasan saya pindah. Well, it not important though. The fact is I moved because I failed. Gagal? Entah kenapa tiba-tiba saya merasa itu benar. Pada kenyataannya saya memang resign ketika sudah membawa project cukup besar bagi perusahaan itu, tapi performa pribadi sebagai manusia gagal disana. Banyak kebodohan dan kemalasan yang terlanjur mengakar. Satu-satunya kesuksesan yang saya yakini ialah bahwa saya berani keluar dari keadaan gagal yang nyaman itu. At least, keputusan itu memberikan saya ketenangan batin.

Kejadian lainnya yang pantas untuk diingat ialah ketika putus dengan mantan pacar. Seorang dara manis di Bandung. Saat itu, keterpurukan saya sungguh keterlaluan tampaknya. Mengasihani diri sendiri, sedih bukan kepalang, pura-pura benci padahal kangen hingga menulis beberapa surat khusus buatnya. Yah, saya mencintai wanita itu dengan kesederhanaan dan sifat cerianya. Sesuatu yang berharga buat pemuda kompleks ini. Setelah 3 bulan berjuang untuk melupakan dan menerima kenyataan putusnya hubungan, untuk pertama kalinya saya bisa berteman dengan mantan pasangan. Dia sendiri saat ini sudah bersama dengan orang lain dan saya bahagia untuknya.

Peristiwa lainnya ialah keputusan untuk bekerja di perusahaan tempat salah satu teman orang tua menjadi ownernya. Keputusan yang besar karena saya tahu siapa calon bos saya dan bagaimana perangainya. Wanita karier, angkuh, tegas, sangat tidak keibuan, tapi sekaligus sangat profesional dan detail. Dua hal terakhir yang sangat kurang dari pribadi saya. Tujuan sejak awal sangat jelas. Saya akan membuang apa yang sudah dipupuk 2 tahun belakangan. Harga diri, jabatan, pengalaman, egoisme, sikap malas dan ketidakpedulian. Dan saat ini saya masih menjalani proses itu, Tidak mudah, sangat susah bahkan. Persentase dipuji dengan kesalahan sangat sedikit. Hampir tidak ada. Bahkan baru kemarin saya dimaki habis-habisan karena miss dengan pekerjaan. Tidak fokus katanya. Huff,, inilah pilihan. Bekerja di swasta dibawah wanita itu sudah saya sadari sejak awal akan seperti ini konsekuensinya. Kuatkah saya? Let the time answer :)

Tahun ini juga untuk pertama kalinya setelah sekian lama, keluarga kami berlebaran di rumah. Kakek dari mama dan nenek dari papa meninggal tahun lalu. Alasan tersebut membuat keluarga kami yang notabene perantau memutuskan berlebaran di rumah, meninggalkan kebiasaan mudik tahunan. Suasanya yang menyenangkan. Makan bersama, bercanda dan mengobrol tanpa kenal waktu adalah hal yang cukup sulit ditemui karena kelaurga kami terpisah-pisah mengejar mimpinya masing-masing. Pada akhirnya juga, saya dan adik perempuan yang sudah sekian tahun perang dingin kembali berbaikan. Keegoisan yang selalu dipegang teguh cair juga. Lebaran tahun itu memang bermakna banyak bagi keluarga kami.

Peristiwa yang paling banyak berpengaruh selama satu tahun ini ialah pertemuan saya dengan calon pendamping hidup (Amiinnn semoga jadi pendamping yang sebenarnya). Wanita yang secara jelas saya cantumkan dalam post sebelum ini. Terlalu panjang jika harus diceritakan. Intinya ialah saya bertemu dengan dia via jejaring sosial yang tidak terlalu terkenal. Setelah pertemuan, kami menjadi dekat tapi saat itu masing-masing dari kami memiliki komitmen dengan orang lain. A lot of things have been done between our relationship. So many happens. Keputusan untuk melepaskan pasangan saya demi serius mencintainya, backstreet hubungan, mengendap malam malam untuk bertemu, melakukan banyak hal bersama, berantem karena keegoisan dan ketakutan pada perubahan, kekecewaan yang berulang kali terjadi diantara berdua, pertengkaran dia dengan pasangannya, penolakan dan penerimaan serta entah berapa banyak lagi kekecewaan dan kesediahan yang silih berganti. Benar-benar menguras pikiran dan fisik. Alhamdulillah, setelah semua tahapan itu, kami bisa bersama dalam hubungan yang sebenarnya. Walau masih belum sempurna, setidaknya kami sudah berkomitmen untuk melanjutkan ini hingga ke tahap yang lebih serius. Komitmen itulah titik balik semua kejadian satu tahun ini. Untuk pertama kalinya saya menyadari beratnya kata-kata dan komitmen untuk hidup bersama. Selama ini, hubungan yang saya jalani sebagian besar bersifat main-main. Kali ini berbeda. Wanita itu berhasil membuat saya menyadari mencintai seseorang bukan bertoleransi terhadap kesalahan dan kekurangannya. Cinta jauh lebih besar dari itu. Dan saya bahagia, wanita itulah yang menjadi tujuan hidup saat ini.

Dan itulah beberapa kejadian yang terjadi satu tahun belakangan. Yang menarik adalah hari ulang tahun itu sendiri dan 15 hari setelah ulang tahun itu. Pada hari ulang tahun itu, saya benar-benar merasa menjadi manusia seutuhnya. Manusia dalam konteks sosial yang hidup dengan didukung oleh manusia lainnya. Di hari ulang tahun itu saya ditemani oleh sahabat terbaik dan wanita terbaik. Ghea, datang pada malam itu dan menemani hingga pergantian hari. Senang rasanya ada orang yang bisa diandalkan ketika dibutuhkan. Pria yang selalu siap menemani berjalan menikmati keramaian dan keheningan tanpa pamrih, Alasan kedua ialah wanita itu, dia yang memberikan perhatian dan kasih sayang. Bukan hadiah atau ketiadaan waktu menemani yang membuat saya menyesal hari itu, tapi kenapa saya tidak bisa memberikan kasih sayang yang cukup buatnya. Masih sering marah, cemburu, manja dan tidak bisa diandalkan. Terlepas dari itu semua, wanita itu memberikan semua jerih payahnya untuk membahagiakan saya dan itulah salah satu alasan bahagia hari itu.

Seperti disebutkan sebelumnya, yang menarik adalah hari-hari setelah ultah. Seharusnya saya memulai kehidupan di umur 25 dengan perbuatan dan sikap yang baru. Sayangnya saya gagal. Masih tetap dengan sikap malas dan tidak bertanggung jawab. Sikap yang akhirnya membuat murka atasan. Sikap yang membuat saya bertanya-tanya arah kehidupan. Masih dengan kecemburuan, egois dan mengeluh sehingga wanita itu pun lelah menghadapi saya. Kita bertengkar dan mendiamkan satu sama lain hingga 3 hari. Kejadian yang membuat saya terkapar di table salah satu diskotik Kemang. Jackpot dan tipsy hingga tahap paling parah, bahkan untuk jalan pun harus dibopong. Yang kemudian berlanjut dengan berantakannya seminar proposal S2. Hufftt,, to remember such a week is make me guilty. How come I throw my life and stage I've been holding only for a bunch of whiskey.

Dan kini, setelah bulan Juni berakhir saya baru bisa memilirkan semua secara lebih jelas dan sadar. Betapa kehidupan mempermainkan kita. Wanita tercinta pernah bicara saya terlalu mendramatisir kehidupan dan akhirnya tidak melakukan apa-apa. In some part I feel she's right. Hidup bagi saya terkadang terlalu melodramatis. Bahkan kejadian simple pun akan terlihat bagai adegan sinetron kacangan. Salahkah? Iya jika saya tidak melakukan apa-apa dan meratapi nasib. Itulah kenapa saya bergerak dan menulis tulisan ini. Untuk membuktikan bahwa 1 tahun mendatang di 14 Juni, saya akan jadi manusia yang lebih baik. Tidak tergantung dengan orang lain, telah menyelesaikan studi S2, memiliki perusahaan sendiri, atau paling rendah mapan dari segi karakter. Tidak manja, tidak malas, tidak mudah mengeluh, dan selalu berusaha sebelum menyerah. Paling penting dibandingkan itu semua saya harus sudah bisa menjadi suami, paling rendah tunangan wanita itu. Lengkap dengan semua kesiapannya. Bukan hanya harta tapi kematangan sikap dan kebanggaannya pada calon pengdamping hidupnya kelak.

Dan inilah tujuan saya di 1 tahun mendatang. Semoga semua tercapai dengan kerja keras dan pelajaran hidup. Amien