End of Story

Posted: Kamis, 26 Mei 2011 by Iqbal Fajar in
0

This is the end of our story

Simple sentence means a lot. Setidaknya itu buat saya. Rasanya 5 bulan berjalan terlalu cepat. Semua flashback tentang bagaimana kami bertemu, jalan malam pertama kali (yang dilanjut malam-malam berikutnya :)), mengendap-endap di jok belakang agar tidak ketahuan seseorang, ke kampus siang hari, makan malam dengan keluarga, penolakan dan pertemuan kembali, ribut via chat, serta serangkaian cerita lainnya.

Entah apa yang akan terjadi nanti. Saya sudah tidak mau memikirkannya lagi. Terlalu banyak pikiran, prasangka, harapan, miss communication, kesalahpahaman, ketidaksabaran, cemburu, dan hal negatif lainnya yang sudah terjadi. Terlalu banyak ketidakjelasan, setidaknya buat saya. Dan semua itu ada akhirnya tidak membuahkan apa-apa. Tetap tidak ada dia di samping, tetap sendiri Sabtu dan Minggu, tetap mengendap-endap ketika bertemu dan tetap harus sakit hati.

A lot happens between us and what happened is a real and means a lot. Unfortunatelly, I'm simply a man who see what it can be seen by my own eyes. Hubungan itu memang ada. Sayang itu sudah jelas. Pengorbanan dan kesabaran juga bisa dikatakan tidak sedikit. Hal tersebut sayangnya belum cukup buat mengakomodir keegoisan saya. I just wanna simple things. Her heart and love is for me, and for me only. Simply things, really hard to do for her.

Dan inilah akhirnya. Setelah 5 bulan itu, yang saya dapatkan ialah dia yang menjauh. Saya yang minta. Setidaknya itulah interpretasi menurutnya. Well, whatever. Will not commenting on that anyway. Perlukah membahas sesuatu yang sudah di atur dan diinginkan sebelumnya? Menggunakan orang lain sebagai pembenaran? Intinya sama saja. Dia tetap berhubungan dengannya, cinta dan sayang yang terbagi, saya tetap harus menjalani hidup sendiri dan kami tetap tidak bersama. Kecewa? Sudahlah, tulisan ini bukan untuk menyesali apapun yang sudah terjadi. What have done let it be done. End of story.

ps.

Too bad, after all we've done I cant make a single happy article about us.

Cycle, another round

Posted: Jumat, 20 Mei 2011 by Iqbal Fajar in
0

Another cycle. Just dont know what kind of result wait in the end. Will it be a salute and happiness or blasphemy and darkness.

One thing for sure. This is the end. Cant stand any round cycle more than I had before. If it good, then work hard and commitment wait. And if the bad come, then I'll choose the dark path once again. Looks like it suit me...

Huftt,,

Posted: Rabu, 04 Mei 2011 by Iqbal Fajar in
0

Kata-kata atau hembusan nafas tepatnya. Hal yang 2 minggu belakangan ini sering saya lakukan. Ketika mengetahui saya ditolak untuk ketiga kalinya, ketika selesai memberitahu orang tua tentang pembatalan rencana menikah, ketika tidak ada lagi panggilan lanjutan wawancara kerja, ketika mobil mogok tiba-tiba, ketika hujan menghancurkan konser, ketika diberondong kemarahan atasan dan klien, serta ketika ceramah orang tua tentang IPK yang dibawah rata-rata. Saya hanya menghela nafas.

Lelah, jujur sangat lelah terhadap semua masalah. Ini bukan minggu terburuk memang. Tapi entah mengapa banyak hal yang membuat saya seakan akan menyerah pada keadaan. Benci rasanya dengar kata-kata itu. Dia selalu mengucapkannya dan kata-kata itu dilaksanakan dengan cara yang paling sempurna olehnya. Dan saat ini saya pun tanpa disadari menjalaninya.

Banyak orang berkata bahwa saat ini saya seperti tidak punya tujuan. Awalnya memang tidak setuju dengan semua pendapat itu. Tapi heyy, when I look my self in mirror and suddenlly feel the same. Kemana saya yang dulu selalu sigap mengejar mimpi? Mana detailing terhadap pekerjaan? Hilang kemana kenikmatan bekerja? Pergi kemana kebiasaan menikmati kehidupan? Semua rasanya memang sudah tidak ada lagi. Dan tiba-tiba saya merasa dunia sangat kosong dan membosankan

Bangun pagi diisi dengan merokok, masak seadanya, berangkat ke kantor sambil merokok, mendengarkan JakFM dengan lagu yang itu-itu saja, sampai di kantor buka kaskus.us, mangastream.com, thunderbird, 4shared.com dan serangkaian web tidak penting lainnya. Rutinitas yang itu-itu saja. Baru sekitar jam 10 mulai menelpon klien yang itu-itu saja dan jawaban yang itu-itu saja. Kerjaan masih banyak, tapi entah kenapa malas rasanya. Biarlah disisakan untuk nanti sore. Makan siang, sholat Dzuhur, sholat Ashar dan akhirnya bel pulang. Menelusuri jalanan Sunter-Kalibata yang macet sambil mendengarkan JakFM dengan lagu yang itu-itu saja. Sampai di apartemen dengan kasur berantakan, lantai lengket belum dipel, cucian piring menumpuk dan pada akhirnya memilih berbaring melupakan makan malam untuk besok pagi terbangun dengan perasaan kosong yang sama.

That's my fuckin boring life ! I hate that ! For sake of God, I FUCKIN HATE THAT !

Tapi entah mengapa virus “menyerah pada keadaan” masih saja bercokol. Sejujurnya mungkin karena mimpi, kemauan, passion, semangat itu sudah hilang. Apa tujuan hidup saat ini? Mau apa 5 tahun kedepan? Jika ada orang yang tanya pada saya saat ini maka akan dengan jelas saya katakan :

TIDAK TAHU DAN TIDAK MAU TAHU !

Huftt,,

Ini lah yang memang seharusnya dilakukan, setidaknya sekarang. Saya belum siap untuk semuanya. Entah kapan akan siap. Hanya menjalani semua seperti biasa, seperti seharusnya dijalani. Setidaknya ini masih lebih baik dari menjalani hal-hal bodoh dengan semangat membara. Setidaknya saya berjalan di jalan yang benar, walau masih tanpa arah. Setidaknya ini cukup untuk sekarang.Dan untuk kesekian kalinya saya menghembuskan nafas. Hufftt....