Tautan Maya

Posted: Minggu, 05 Juni 2022 by InvalidUser in
0

Menjadi kecewa kita pada kata
Yang memberi harap akan tautan

Dan telah berjuang kita untuk rasa
Dengan mimpi akan terbangun saling menggenggam

Tak mampu kita menerima fakta
Bahwa dia memang bukan tambatan

Sabda kita padanya tentang rela
Walau sadar hanya kias demi pelipur diri

Sudahlah wahai anda yang tak tahu posisi
Tautan mu bukan padanya
Kita hanya kata yang tak akan bersua kecuali dalam maya

Dansa Kata, Rasa, dan Cinta

Posted: Sabtu, 14 Mei 2022 by InvalidUser in
0

Berdansa kita dalam kata
Memberi makna pada rasa
Yang bermula dari maya
Tanpa harap, tanpa angan

Namun hati punya cara
Untuk berdansa walau tak ada alurnya


Ya! kita sudah terbuka
Ya! kita puas bertukar cerita
Ya! kita larut bertukar rasa

Maka angan pun menjadi harap
Untuk lalu dihempas realita
Dalam nama trauma dan norma

Kini sudah lelah kita berdansa
Karena nyata kita ada di dua realita
Dan topeng kembali di muka
Agar raga tak lagi terjebak asa
Tentang mimpi akan kata yang berdansa menjelma cinta

Membasuh dalam Sepi

Posted: Minggu, 19 Desember 2021 by InvalidUser in
0

Membasuh kita dalam sepi
Yang tidak terisi oleh hangat sapa
Hanya kita tersenyum tipis merajuk
Pada harap tentang balasan kata

Namun kini kecewa kita
Karena kata hanyalah angan
Sebab nada ingin berjalan di dalam pikirnya
Tanpa kita disana. 
Hanya ada tala yang sibuk entah dimana

Ya, memang hanya perlu kita disini saja
Menulis kata sembari berharap pikir ini sampai pada pikirnya 

A letter about dissapointment

Posted: Rabu, 17 November 2021 by Iqbal Fajar in
0

Chat malam itu jadi penutup semuanya. Aku sudah bilang tidak akan balas chat mu lagi. Tapi ada beberapa hal yang harus dipertegas. Pikiran ini tidak bisa puas sebelum isinya tercurahkan. So lets begin my unsent messages..

Pertama soal kamu yang insecure dan gak bisa komunikasi perasaanmu ke aku. This is so fucking stupid. Kamu bilang insecure dengan kata kata ku. Bahkan kamu sampai nangis ketika aku di balkon. Dari alasan kamu insecure aja aku udah gak tahu harus ngomong apa lagi. Kamu insecure sama kata kata ku yang kamu artikan sendiri dan udah ku klarifikasi maksudnya apa. Dan kamu masih bilang insecure karena kata kata ku? Sudah jelas maksudnya bukan seperti yang kamu pikirkan tapi tetap kamu gak mau terima alasannya. Dan setelah dijelaskan pun kamu malah diam dan gak mau komunikasi sama sekali. Terus salah kalau aku menyingkir??? Ingat kan sebelumnya kejadian juga dan aku menyingkir lalu aku datengin kamu lagi buat minta maaf dan bahas supaya jangan jadi pikiran kamu terus. FYI ya, saat pertama itu aku bener bener harus menahan marah dan sakit hati karena tangan ku ditepak kamu. Bahkan pas pertama itu ketika aku sudah jelaskan kondisiku yang marah dan aku sudah minta maaf. Tapi gak ada satu pun kata kata kamu minta maaf. So, ketika kejadian kedua kalinya, untuk masalah yang sama dan kesalahpahaman yang sama, yang aku kira sudah selesai dibahas di pertama, wajar gak sih aku marah dan memilih diam serta tidak mau bahas duluan? Buat kalimat kamu yang gak bisa komunikasi perasaan kamu ke aku. Ok, aku bisa ngerti ini. Tapi perlukah kamu tinggikan ego dan malah point out hal yang kamu gak senang dari aku, which is aku gak bilang terima kasih sama sekali. Dari semua yang kulakukan hari itu, hanya kata tidak bilang terima kasih yang jadi fokus kamu. Gak ada hal baik yang dibahas. Gak ada yang diingat. Seakan akan aku adalah orang jahat yang tidak tahu cara perlakukan kamu dengan baik. Dan FYI ya, ini bukan sekali kamu serang aku dengan tuduhan seperti itu. Hampir setiap kali kita berantem, selalu diawali dengan kamu bilang hal hal buruk yang kulakukan. Kayaknya selalu ada yang salah dari apa yang kuucapkan atau kulakukan. Aku tahu itu nyakitin kamu. Tapi pernah kah kamu mempertimbangkan hal hal baik yang sudah kulakukan? pernahkah kamu mulai diskusi ketika kita berantem dengan menyatakan hal hal baik yang sudah kita lalui bareng? No. You never did that. Kamu hanya akan mulai bahas hal hal positif yang sudah kulakukan setelah kamu puas bilang hal hal negatif tentang ku dan nunjukin kesalahan kesalahanku (yang kadang itu hanya ada di asumsi atau pikiran kamu aja). Let me tell you one thing, THAT FUCKING HURT!!! Kamu selalu bilang sakit hati, insecure, gak mood, dan marah karena kata kata ku. Tapi pernah kah kamu tanya dampaknya kata kata kamu ke aku? pernah tanya gimana perasaanku dengan kata kata tuduhan dan asumsi kamu itu? Sangat tidak pentingkah keberadaan ku sehingga apa yang kurasakan tidak perlu kamu pertimbangkan? Atau itu memang cara kamu buat nyakitin hati ku karena aku juga udah bilang kata dan kalimat yang menurut kamu bikin gak mood? I dont know and dont care anymore.

Kedua soal kecewa kamu yang disakitin hatinya sama aku gara gara semua perlakuanku. Let me remind you one secret that i already told you. I do have my own trauma! Aku trauma mencintai orang terlalu dalam dan akhirnya kecewa karena pasangan ku tidak bisa ada disaat lowest point ku. And that exactly what happened that day. Tapi gak usah cerita itu dulu. Karena kamu udah buat aku trauma sebelumnya tapi aku gak kasih tahu. Now let me tell you that story first, for the courtesy of your so called story by your last chat. Inget berantem kita sebelum hari itu? yang aku sendiri udah lupa marahnya apa karena sanking banyaknya kata kata ku yang dijadikan bahan gak mood atau marah kamu. Malam itu aku chat panjang lebar soal trauma ku dan berharap kamu bakal empati dan ngerti kondisi lowest point ku. Dan ingat balasan kamu apa setelah panjang aku cerita? "Ok, aku minta maaf". Thats it. That one fucking line. No emphaty at all and no more reply or consolation. Dan setelah itu, kamu chat selayaknya kita tidak ada masalah. At that time, i tried to understand that this is chat. And its ok in your case to just gave simple answer. Pada saat itu aku mikir, ya udah lah. at least dia minta maaf. Mungkin emang kamu gak bisa bales apa apa lagi. Mungkin lagi sibuk, dan segenap alasan lainnya untuk menerima satu line chat simple kamu itu. Mungkin nanti kalau kita ada masalah pas ketemu akan saling support dan mau ngertiin. Mungkin dan mungkin dan berbagai skenario mungkin lainnya. And guess what? It didn't happened! Buktinya ketika aku udah dateng ke kamu minta maaf dan berusaha clear kan masalah untuk yang pertama kalinya di hari itu, kamu gak ada keluar kata maaf sedikit pun. Bahkan aku harus setengah memohon supaya kamu gak bete walaupun pada saat itu aku lagi kondisi marah dan lowest point karena ngerasa gak dibutuhkan oleh kamu. Dan gak lama, kejadian kedua terjadi lagi. Out of nowhere you snapped dan tiba tiba gak mood. And thats my third lowest point. And where were you? and what did you do? berdasarkan cerita kamu, ketika aku di luar, kamu nangis dan sengaja nangis sendiri karena gak mau terlihat lemah di hadapan orang lain. Guess what? I'm just another person that doesnt deserve a chance to even see you opened up your true feelings! I just some persons that doesnt deserve to be put as a priority to as simple as understand your feelings. You think I'll feel sorry knowing you crying alone when I'm outside? No, i'm angry! because that validate my theory about me just being another persons. A person that cannot be considered as significant one that deserve to understand your true feeling by directly told face to face. You told me your feeling after my last chat, by chatting! Imagine that. Someone you hold dear, you care so much, you love so much, had to understand your true feeling by chat. After huge fight. Not by directly face to face. You can tell me that day. But you chose not to. You chose to keep quiet, keep it for your self, express it by "not in the mood", and want to go home alone. Oh, and thats not the best part. You think i'm okay after you left? I told you another secret. I cried, scream in silence, hurting my self, and trying to understand what i've done so wrong so i deserve this kind of treatment by the one person I called significant one, my girlfriend that i love so much. 

Dan ini yang ketiga. Kamu bilang aku sukses buat kamu hancur, insecure, dan break your mental jauh lebih baik daripada orang orang yang pernah dekat atau mampir di kehidupan kamu. Now you need to know this. You did the same to me. I already opened my deepest trauma to you. And you replicate the trauma so perfectly.. Awal dari trauma ku adalah mantan ku yang selalu punya cara buat being egois with her feeling, blaming me for doing various mistakes, and lure me with those ego so I will keep getting back to her even she already messed up with my feelings multiple times. Setiap kali ada masalah, harus aku yang inisitif buat clear the air dan asking how we can solve the problem. And you just like her.. Kamu yang sensitif soal kata kata ku yang buat kamu insecure walau aku udah jelasin bukan itu maksudnya, kamu yang gak mood tapi gak mau cerita apa apa, kamu yang jawab gak tahu ketika aku tanya harus lakukan apa, kamu yang menyalahkan aku atas kata kata ku tanpa mikir kata kata kamu juga nyakitin aku, kamu yang gak anggap semua hal positif yang kulakukan dan hanya fokus pada apa yang salah dari kata atau tindakan ku, kamu yang memilih diam dan fokus sama kerjaan tanpa mau berusaha reach out ke aku, kamu yang memilih pulang duluan tanpa menyelesaikan masalah, kamu yang gak mau dianterin pulang, kamu yang left me behind dan bikin aku merasa sebagai orang paling tidak dibutuhkan dan tidak ada harganya, kamu yang kecewa karena aku gak bilang terima kasih, kamu yang baru cerita semua perasaan kamu ketika semua sudah terlambat, kamu yang bilang "YOU ARE DOING A GOOD JOB" karena berhasil ruin mental kamu... 

And this is my last point. Thanks for making me trust you with my trauma. Thanks to let me able to love someone, after years denied it.  Just only to see the trust and love, tossed away like trash. Unwanted and insignificant.  YOU ARE DOING A GOOD JOB AS WELL. 

Sincerely,

Your disappointed EX-significant one